Minggu, 30 November 2008

Bahan Bakar Ethanol


Alkohol telah lama dikenal sebagai Zat kimia yang mudah terbakar. Salah satu gugus alkohol, ethanol, memiliki sifat yang mirip dengan bahan bakar minyak yang berasal dari fosil, yakni mudah menguap, mudah terbakar, dan tidak berwarna. Ethanol sendiri telah digunakan sebagai bahan bakar lampu di AS pada 1840.

Namun, pajak yang tinggi bagi industri alkohol pada era perang sipil di AS, membuatnya menjadi tidak ekonomis. Selain untuk lampu, ethanol sebenarnya bisa digunakan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor. Mobil Ford Mobil T yang diproduksi pada 1908-1927 saja misalnya, bisa dijalankan bahan bakar ethanol.

Nah, sejak isu pemanasan global mencuat ke permukaan, yang salah satunya dipicu oleh penggunaan bahan bakar minyak yang berasal dari fosil, ethanol kembali dilirik sebagai bahan bakar alternatif yang hijau dan dapat diperbarui. Di A, misalnya, ethanol bisa diproduksi dari jagung dan gandum.

Lain di AS, lain pula di Indonesia. Di tanah air, ethanol bisa diproduksi dari fermentasi ketan (yang biasan dijadikan panganan tradisional tape), akar ilalang, dan lain sebagainya. Daripada digunakan sebagai campuran minuman keras yang memabukkan, bukankah lebih baik ethanol digunakan sebagai bahan bakar pengganti BBM, yang selain tidak ramah lingkungan, harganya pun semakin meroket.

Website DrivingEthanol hadir menggagas penggunaan salah satu gugus alkohol ini sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, dan dapat diperbarui. Menurut website ini, sebagian besar kendaraan bermotor yang ada saat ini bisa menggunakan bahan bakar campuran antara bensin dan ethanol dengan perbandingan 90:10.

Untuk jangka panjang, website ini menargetkan mobil dan motor bisa menggunakn 85 bagian ethanol, dan 15 bagian bensi. Wah, jika kendaraan bermotor dan stasiun pengisian bahan bakar sudah siap dengan campuran bensin dan ethanol seperti perbandingan di atas, bumi pasti akan lebih hijau dan asri seperti dulu lagi.


0 komentar:

Posting Komentar