Jumat, 31 Oktober 2008

Cina tumbuh menjadi salah satu kekuatan industri di Asia. Ekonomi negara tirai bambu ini diperkirakat tumbuh sekitar 9,5 % di tahun 2007 dengan investasi fixed asset meningkat 20 % dibanding tahun sebelumnya.

Mari kita lihat dari usaha manufaktur ponsel. Hampir sebagian besar vendor ponsel memiliki pabrik di negara ini. Lihat saja Nokia Telecommunication Co.Ltd di Suzhou, Beijing ERicsson Mobile Communications, Beijing Nokia Hangxing Tecommunications Systems, Beijing Sony-Ericsson Putian Mobile Communications.

Juga BenQ, Dongguan Nokia Mobile Phones, Huawei, Motorola, Nokia Capitel Telecommunicaton,s Phillips, Siemens, Solomon Systech, Sony-Ericsson Mobile communication (China) dan masih banyak lagi.

Tak heran, output ponsel dari China di Tahun 2006 mencapai 450 juta unit. Ia menyumbang 45% dari output seluruh duia. Apa yang bisa kita pelajari dari Cina? Dalam hal ponsel misalnya, penduduk Cina lebih mementingkan fungsi. Bukan sisi Fashion seperti yang banyak diidap sebagian besar rakyat kita.

Tarif dan layanan operator di sana begitu bisa diandalkan sehingga setiap warganya tidak perlu berpikir untuk memiliki lebih dari satu ponsel. Rakyat Cina pun tidak mudah gemar bergonta-ganti ponsel, karena pertimbangan tadi: fungsi bukan gaya.

Berbeda dengan penduduk Hong Kong yang terlihat Nokia minded, penduduk Cina lebih mendasarkan komunikasinya pada ponsel berdasarkan fungsi. Jadilah produksi dalam negeri jadi idola.



Namun kunci dari tingginya pertumbuhan ekonomi di Cina adalah investasi. Banyak hal yang begitu mendukung, sehingga Cina menjadi tujuan favorit utama dunia dalam berinvestasi.

Sumber daya manusia Cina mungkin sama murahya dengan di negara kita. Tapi di sana kondisi politiknya lebih stabil, tidak ada "tangan-tangan" yang membuat selalu bergejolak.

KIni soal Korupsi. Tahun lalu di negara kita, ada 125 kasus korupsi yang terdata KPK, 40 di antaranya lolos tanpa hukuman. Sementara yang diganjar hukuan ringan : 37 tersangka dijatuhi hukuman kurang dari 2 tahun, 32 tersangka dijatuhi hukuman 2 hingga 5 tahun, dan hanya 16 tersangka harus mendekam di penjara lebih dari 5 tahun.

Lihatlah Cina yang begitu serius memberantas korupsi. Partai terbesar, Partai Komnis Cina, telah mendisiplinkan lebih dari 115.000 anggotanya, karena kedapatan korupsi dan penggelapan. Bahkan 15.000 anggotanya telah berhasil diseret ke persidangan. Bagaiamana dengan parpol kita?

Korupsi memang menggerogoti negara, terutama pada sumber-sumber pendapatan utama negara, pajak misalnya. Pada 2006 teratat pendapatan pajak lebih dari Rp 400 triliun. Sudah jadi rahasia umum pajak menjadi lahan korupsi paling empuk di negara kita.

Jadi, jangan kontan memincingkan mata ketika mendapatkan produk buatan Cina, karena bisa jadi mereka lebih terampil dan lebih memilki inovasi ketimbang bangsa kita.

Janganlah langsung menganggap mereka "pelit" karena bisa jadi hidup mereka lebih "berisi" fungsi dari pada sekedar fashion. Atau bisa jadi uang di saku mereka lebih "halal" ketimbang uang di saku kita.

(Pulsa)

1 komentar:

fajreen mengatakan...

mudah2an orang-orang seperti ente yang ngisi parlemen nantinya supaya Indonesia bisa menjadi bangsa besar (bukan dalam kuantitas, tapi kualitas orangnya).

soalnya di negeri ini banyak orang munafik...
kata Taufik Ismail dalam puisinya "malu aku jadi orang Indonesia" itu pas untuk keadaan saat ini.

Posting Komentar