Sabtu, 07 Februari 2009

Faktor-faktor Terjadinya Fraud

Fraud biasanya terjadi karena adanya faktor tekanan atau insentif untuk melakukan kecurangan, dan terdapat peluang untuk melakukannya, serta didukung oleh penyimpangan perilaku individu. Celakanya, kecurangan dalam pelaporan keuangan umumnya “diamini” oleh pimpinan perusahaan. The Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission (COSO) dalam salah satu studinya menemukan bahwa kecurangan pelaporan keuangan umumnya terkait dengan manajemen puncak, dan 72% dari kasus yang ada menunjukkan adanya keterlibatan CEO.
Kondisi ini umumnya terjadi pada perusahaan yang tidak memiliki Dewan Komisaris dan Komite Audit yang kuat dan independen.
Pelaku management fraud umumnya : orang yang cukup cerdas tetapi tidak jujur. Bisa juga orang yang memiliki kekuasaan/ wewenang yang luas sehingga dapat mengatur/ menciptakan prosedur yang dianggap logis dan sulit untuk dideteksi dengan dibantu oleh asisten/ bawahannya yang loyal. Management fraud akan terjadi apabila aspek :
ü Condition (situasinya memungkinkan, adanya peluang/ kesempatan untuk.melakukannya),
ü Motivation pada diri pelaku (adanya situasi yang sangat menekan sehingga.mendorong.pelaku.melakukannya),dan
ü Attitude pelakunya (karakteristik Pribadi yang memang dasarnya penipu) tergabung menjadi satu.
Apabila salah satu aspek atau dua aspek tsb diatas tidak ada maka management fraud agak sulit terjadi. Berdasarkan hasil research di Amerika menyebutkan bahwa posisi management fraud mencapai angka cukup tinggi (36% dengan jumlah kerugian lebih besar daripada employee fraud) jika dibandingkan dengan employee fraud (58% dengan jumlah kerugian hanya 1/5 daripada kerugian yang disebabkan oleh management fraud). Penyimpangan sisanya sebesar 6% adalah dengan cara collusion yang menimbulkan kerugian 2 kali lebih besar daripada kerugian akibat management .fraud.
Nortel Networks (Kanada) dicurigai oleh otoritas bursa di Amerika atas penggunaan akun cadangan, dimana sumber dana akun ini tidak jelas, yang kemudian diakui sebagai laba perusahaan, juga tanpa alasan yang jelas. Nortel lalu membayar bonus sebesar US$300 juta, dimana US$80 juta diantaranya adalah untuk eksekutif senior. Rupanya ini merupakan trik supaya perusahaan terlihat untung dan bisa bagi-bagi bonus. Pada tahun 2004, Chief Executive Officer, Chief Financial Officer, dan Controller Nortel akhirnya dipecat karena terlibat dalam rekayasa ini.  Berdasarkan informasi yang dilansir media, Indonesia juga tidak luput dari urusan fraud pelaporan keuangan. Bank Global misalnya, yang melakukan penggelapan uang nasabah yang seharusnya dikonversikan dari deposito ke investasi reksadana, dan laporan keuangan yang dipublikasikan tidak didukung oleh bukti-bukti transaksi yang memadai. Juga Great River yang diduga memanipulasi laporan keuangan, dan setelah ditelaah lebih lanjut ditemui adanya indikasi penggelembungan akun penjualan dan piutang hingga ratusan miliar rupiah, dengan melakukan penambahan nilai asset dan penggunaan dana hasil emisi obligasi tanpa bukti yang jelas.
Berdasarkan hal-hal tsb diatas maka sebenarnya :
Aspek personalia (Motivation dan Attitude) merupakan dua aspek terpenting/ terbesar yang memungkinkan terjadinya management fraud. Kesalahan sejak rekrutmen, penempatan dan pengembangan personalia akan dapat membentuk staff/ karyawan dengan kepribadian yang kurang baik sehingga rentan terhadap peluang/ kesempatan fraud.
Sedang satu aspek lainnya yakni Condition merupakan sumbangan dari lemahnya organisasi, manajemen, sistem, ketentuan/ prosedur dan etika bisnis sehingga memberikan peluang kepada orang yang rakus, cerdas tetapi tidak jujur, dan berkuasa/ memiliki wewenang luas untuk melakukan fraud.

0 komentar:

Posting Komentar